Prodi Kehutanan Kenalkan Potensi Pengelolaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Jum'at, 30 September 2016 04:07 WIB

Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTN-BTS) Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Muhammad Wahyudi SP MSc memberikan materi tentang “Pengelolaan Kawasan Peletarian Alam dan Zonasi”. Foto By : Doc. Humas UMM

PROGRAM Studi (Prodi) Kehutanan Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan Kuliah Tamu bertajuk Pengelolaan Kawasan Peletarian Alam dan ZonasiJumat (30/9) di Auditorium UMM. Kuliah tamu menghadirkan Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTN-BTS) Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Muhammad Wahyudi SP MSc. Acara dihadiri mahasiswa baru Prodi Kehutanan dan sejumlah fungsionaris Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Kehutanan.

Dalam materinya, Wahyudi mengurai Pengelolaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Sesuai SK Menteri Kehutanan Nomor 178/Menhut-II/2005 tanggal 29 Juni 2005, berdasarkan wilayah admisnistrasinya, Taman Nasional Bromo Tengger Semerumemiliki luas tanah sebesar 50.276,20 hektar. Bentangan tersebut, kata Wahyudi, tentu menyimpan banyak potensi kawasan yang luar biasa.

“Selain potensi keanekaragaman hayati berupa flora dan Fauna, TN-BTS juga banyak menyimpan potensi lainnya. Antara lain, potensi jasa lingkungan, potensi objek wisata budaya, potensi wisata alam serta potensi objek wisata alam,” papar alumni Prodi Pendidikan Biologi UMM angkatan 1993 ini.

Untuk meningkatkan kerjasama pengelolaan taman nasional, BBTN-BTS telah bekerjasama dengan beberapa pihak terkait, mulai dari instansi pemerintah, perusahaan swasta, perguruan tinggi serta organisasi internasional.

“Misalnya dalam pemanfaatan jasa lingkungan air, kami bekerjasama dengan pemerintah desa untuk pemenuhan kebutuhan air bagi rumah tangga dan pertanian. Selain itu, dalam aspek pembangunan maupun penyempurnaan infrastruktur wisata alam, kami bekerjasama dengan perusahaan swasta, juga bantuan sarana dan prasarana bagi paguyuban pelaku wisata,” lanjut Wahyudi.

Di akhir sesi, Wahyudi juga memberi pesan moril kepada peserta. Ia menyebut, aspek penting dalam pengelolaan potensi-potensi di atas dapat berjalan baik dengan tidak mengutamakan kepentingan sesaat dan mengorbankan kepentingan masa depan. “Mari bergandeng tangan menjaga kelestarian hutan,” pungkasnya. (can/han)

Shared: