Oleh: Iqbal Arif A.
Mahasiswa Kehutanan UMM
Kala pagi hari, Selasa 19 November 2024, perwakilan mahasiswa program studi kehutanan UMM, berkesempatan untuk mengikuti acara oleh Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, yang mengusung tema keterlibatan dan pemahaman generasi Z dalam ranah konservasi sumber daya hutan diikuti dengan pelepasliaran Burung Julang Emas (Rhyticeros undulatus).
Picture 1. Mahasiswa UMM berfoto di depan pamflet GenZervasi
GenZervasi merupakan kegiatan pengenalan dan penggalakan pelestarian di kalangan pemuda yang melibatkan siswa sekolah menengah dan mahasiswa kehutanan atau pegiat alam di kota Malang dan sekitarnya, diadakan di punggung bukit menuju Coba Jodo, Ngadirejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Terhitung mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang, Unviersitas Brawijaya, Institut Teknologi Sepuluh November dan Institut Pertanian Malang, dan siswa sekolah menengah seperti SMAN 1 Malang, SMAN 7 Malang dan lainnya, turut serta dalam acara tersebut.
Picture 2. Mahasiswa UMM yang mengikuti kegiatan GenZervasi
“GenZervasi: Saatnya Generasi Muda Paham Konservasi” diselenggarakan oleh pengelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang dipimpin oleh Bapak Rudijanta Tjahja selaku Kepala Balai Besar TNBTS, yang sekaligus memberikan sambutan resmi pembukaan kegiatan, berfokus pada pengenalan taman nasional dan peran kunci yang ditanggungnya sebagai penjaga keseimbangan ekosistem hutan dan pelestarian sumber daya alam.
Picture 3. Kepala TNBTS memberikan sambutan sekaligus membuka acara GenZervasi
Penyelenggara turut menghadirkan pemateri yang teramat berpengalaman dan berperan penting dalam kegiatan alam dan pelestarian. Dimulai dengan Mudi, seorang pemerhati konservasi dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dengan pengalaman luas mencakup burung (Aves). Mudi mengenalkan kepada audiens mengenai Birdpacker yang menaungi segala hal tentang burung yang terdapat di seluruh Indonesia termasuk Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan dan bagaimana karakteristik serta habitatnya secara spesifik.
Picture 4. Pemerhati konservasi dari Birdpacker, Mudi
Dilanjutkan oleh Koestriadi Nugra atau sering dipanggil Ibung, seorang pengendali ekosistem hutan yang telah bekerja di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, menjelaskan tentang spesies burung yang terlindungi disini yang lebih spesifik pada burung Julang Emas. Burung Julang Emas (Rhyticeros undulatus) ialah burung yang termasuk satu keluarga dengan Rangkong, berparuh besar berwarna kuning dengan tanduk kuning kerenyut. Burung Julang Emas yang dilepasliarkan sejumlah empat ekor, dua betina dan satu pasang jantan-betina. Kepala Balai TNBTS mengatakan bahwa keempat burung ini didapatkan dari penyerahan masyarakat di daerah Bantul dan Sleman oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam setempat.
Picture 5. Pengendali ekosistem hutan TNBTS, Ibung
“Pelepasliaran burung Julang Emas ini bertujuan untuk memperkaya jenis satwa di TNBTS,” tambah Rudi. Saat ini, TNBTS dihuni sekitar 200 jenis burung yang terbang bebas di seluruh kawasannya. Walau begitu, jumlah burung Julang Emas di kawasan ini tidak diketahui pasti karena burung ini tergolong burung yang relatif susah dijumpai. Koestriadi menjelaskan hanya sepasang julang emas yang pernah dipotretnya pada 2019 dan nampak untuk terakhir kalinya pada 2020.
Menurut IUCN, status konservasi burung Julang Emas berada dalam kondisi yang rentan punah karena maraknya perburuan liar. Padahal burung ini merupakan burung yang berperan penting dalam ekosistem. Mudi mengatakan bahwa julang emas merupakan spesies payung, spesies yang menjadi indikator kesehatan hutan dan pendukung keberhasilan upaya konservasi spesies lain. Layaknya payung, spesies ini merupakan representasi utama suatu ekosistem yang melindungi banyak spesies lain.[1]
Picture 6. Satu diantara keempat Burung Julang Emas
Setelah sesi diskusi dan tanya jawab, keempat burung Julang Emas disiapkan untuk dilepasliarkan. Kurungan sementara mereka pada akhirnya dibuka dan mereka dapat terbang dengan bebas. Menjelajah langit dengan kepakan sayap indah mengalun diantara tajuk pohon dan perbukitan.
Kegiatan tersebut akhirnya selesai, ditutup dengan makan siang bersama seluruh peserta dan panitia. Kegiatan yang menarik ini baru benar ditutup setelah sesi pengambilan foto guna mengabadikan momen indah terbebasnya Julang Emas terhadap langit. Merangkai indah sebuah kegiatan mencakup pentingnya pembelajaran konservasi, membangun ketertarikan terhadap alam dan sekitarnya, serta pelepasliaran satwa yang memperkaya kehidupan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
[1] Dahlan, J., & Rahayuningsih, M. (2015). Perilaku makan julang emas (Rhyticeros undulatus) pada saat bersarang di Gunung Ungaran Jawa Tengah. Life Science, 4(1).