DISKUSI- Malang, Nampak beberapa kepala Biro Adm perhutani, dan para Dosen. Saat berlangsungnya rapat pembahasan kerjasama pembangunan Hutan Pendidikan Bambu. ( photo by : Itang) |
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Pertenakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akan bekerjasama dengan Perhutani dalam rencana Pembangunan Hutan Pendidikan Bambu. Kerjasama ini didukung oleh Lembaga Bambu Nusantara. Bertempat di Aula Hotel UMM Inn. Selasa (3/11), acara ini berlangsung pukul 10.00 WIB sampai 13.00 WIB.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Divisi Regional Perhutani Jawa Timur, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kota Malang, Bondowoso dan Banyuwangi Barat, Bagian KPH Kepanjen, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Selorejo dan Kepala Desa Kucur Kecamatan Wagir serta Lembaga Bambu Nusantara.
Tatag Muttaqin selaku Kepala Jurusan Kehutanan menjelaskan bahwa ini adalah terobosan baru bagi Perguruan Tinggi di Indonesia. “Kami memilih bambu karena banyak sekali manfaatnya, tidak hanya bagi dunia pendidikan, tapi juga bisa memberi dampak yang positif bagi sosial dan ekonomi masyarakat disekitar tempat hutan bambu dibangun dan juga memberi efek jangka panjang yang baik terhadap lingkungan,” ujarnya.
Selain itu, kata Tatag, Hutan Pendidikan Bambu adalah pertama kali yang diajukan oleh Perguruan Tinggi. “Maka dari itu, kami dari pihak UMM juga akan segera membuat MoU dengan Perhutani, karena lahan yang akan dipakai untuk Hutan Pendidikan adalah milik Perhutani,” imbuhnya.
Jika memungkinkan, tambahnya, pihak UMM akan bekerja sama selama 15-25 tahun kedepannya. “Nantinya, Hutan Pendidikan itu tidak hanya digunakan oleh mahasiswa Kehutanan saja. Siapapun boleh melakukan penelitian dan kegiatan disana.” Rencananya, Hutan Pendidikan akan dibangun di Desa Kucur Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Selain digunakan sebagai hutan pendidikan, ke depannya akan dikembangkan menjadi kawasan ekowisata bambu yang menarik.
Rencana awal pembangunan Hutan Pendidikan Bambu akan dibuka seluas 10 hektar “Insya Allah, pelaksanaan pembangunan hutan pendidikan bambu akan dilaksanakan sekitar pertengahan bulan Desember 2015, dan pada tahap awal akan dibuka lahan sekitar 10 hektar, dan tidak menutup kemungkinan luasnya akan ditambah pada tahun berikutnya,” tuturnya.
“Kami memilih Desa Kucur yaitu disana adalah sentral pembuatan kerajinan dari bambu. Selain itu, disana terdapat mata air yang mengering, jadi pas sekali jika disana akan ditanami pohon bambu, yang bersifat menyerap dan menyimpan cadangan air,” ujar Tatag lagi
Andi Purwadi, selaku Kepala Divisi Regional Perhutani Jawa Timur, menyebutkan bahwa pihak Perhutani akan mendukung penuh atas kerjasama ini. “Sangat bagus untuk menunjang pendidikan di Perguruan Tinggi. Selain itu, bambu sendiri juga memiliki sifat komersial yang cukup tinggi, saya berharap agar Hutan Pendidikan Bambu agar cepat terealisasi,” ujarnya. (ta) (itg)