Jurusan Kehutanan UMM, Latih Petani Dalam Pengelolaan Hutan Pendidikan Bambu

Monday, January 18, 2016 14:55 WIB

Serius- Para petani nampak serius mendengarkan materi yang disampaikan oleh tim dosen Jurusan Kehutanan UMM. (Foto by: Doc. HMJ SYLVA Indonesia)

 

 

Malang- Jurusan Kehutanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan penyuluhan tentang penanaman bambu ke petani Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Desa Kucur, Minggu (17/1) dilokasi hutan pendidikan bambu UMM Desa Kucur Kecamatan Dau Kabupaten Malang.

Acara tersebut dihadiri oleh Mantri Resort Pemangku Hutan (RPH) Selorejo, Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Kepanjen,  Kesatuan Pemangku Hutan  (KPH) Malang beserta jajarannya, selain itu juga hadir pemateri dari Jurusan Kehutanan UMM yang diwakili oleh para dosen kehutanan UMM.

Penyuluhan diikuti lebih dari 20 petani, dimana materi disampaikan oleh  Tatag Muttaqin selaku ketua Jurusan Kehutanan UMM, Joko Triwanto, dan Zulharman selaku dosen Kehutanan UMM.

Materi yang disampaikan berupa penyuluhan tentang fungsi bambu bagi ekologi hutan, pentingnya menjaga kawasan hutan, teknis penanaman bambu mulai dari persiapan bibit bambu hingga pemasangan acir, dan penanaman serta pemeliharaannya.

Joko Triwanto mengatakan pentingnya menanam bambu dan keunggulannya dibanding tumbuhan lain “ Bambu itu salah satu tanaman yang sangat baik untuk dijadikan tanaman penahan air, karena kemampuan daya serap air dan simpan nya yang tinggi, selain itu juga bambu masa tumbuhnya relativ singkat hanya 4- 7 tahun sudah bisa dipanen, tentu saja hasil panen akan menguntungkan bagi petani karena sangat bernilai ekonomis. “ Ujar Joko.

Tatag Muttaqin menambahkan bahwa penanaman hutan pendidikan bambu ini selalu melibatkan LMDH dalam pengelolaannya “ Hutan pendidikan bambu ini luasnya 10 hektar, kami dari kehutanan UMM tidak akan mengelola sendiri hutan bambu tersebut, tapi akan bekerjasama dengan masyarakat yang akan kami bina dan diikut sertakan dalam pengelolaan hutan pendidikan bambu ini, tujuannya selain untuk menjaga ekologi hutan yang ada di desa kucur juga untuk membantu social ekonomi masyarakat” Ungkap Tatag menjelaskan kepada para petani.

Hutan pendidikan bambu  merupakan salah satu  fasilitas baru yang dimiliki Jurusan Kehutanan UMM, bekerjasama dengan Perhutani, hutan [endidikan bambu ini diharpakan dapat menjadi sarana pelengkap pembelajaran mahasiswa kehutanan UMM, dan juga sebgai sarana pemacu kegiatan social ekonomi di masyarakat sekitar hutan pendidikan bambu. (itg)

Shared: